LONGSOR
Pengertian tanah longsor
Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan
rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak kebawah atau keluar
lereng. Proses terjadinya tanah longsor diawali oleh air yang meresap ke dalam
tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai ke tanah
kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan
tanah pelapukan diatasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.
Jenis-jenis tanah longsor
Ada enam jenis tanah longsor, yaitu longsor translasi, longsor rotasi,
pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Di
indonesia jenis longsor yang paling sering terjadi adalah longsor translasi dan
longsor rotasi. Sementara itu, jenis tanah longsor yang paling banyak memakan
korban jiwa adalah aliran bahan rombakan.
1. Longsor
Translasi
Longsor ini terjadi karena bergeraknya
massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang
landai.
2. Longsor
Rotasi
Longsoran ini muncul akibat
bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.
3. Pergerakan
Blok
Pergerakan blok terjadi karena
perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsor
jenis ini disebut juga longsor translasi blok batu.
4. Runtuhan
Batu
Runtuhan batu terjadi saat sejumlah
besar batuan atau material lain bergerak kebawah dengan cara jatuh bebas.
Biasanya, longsor ini terjadi pada lereng yang terjal sampai menggantung,
terutama di daerah pantai. Runtuhan batu-batu besar dapat menyebabkan kerusakan
parah.
5. Rayapan
Tanah
Longsor ini bergerak lambat serta
serta jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Longsor ini hampir tidak
dapat dikenal. Setelah beberapa lama terjadi longsor jenis rayapan, posisi
tiang-tiang telepon, pohon-pohon, dan rumah akan miring kebawah.
6. Aliran
Bahan Rombakan
Longsor ini terjadi ketika massa tanah
bergerak didorong oleh air dan terjadi di sepanjang lembah yang mencapai
ratusan meter jauhnya. Kecepatan bergantung pada kemiringan lereng, volume air,
tekanan air dan jenis materialnya.
Faktor-faktor yang menyebabkan longsor
Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih
besar dari gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan
dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut
kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.
Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi
batuan dan tanah penyusun lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi
penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara garis besar
dapat dibedakan sebagai faktor alam dan faktor manusia:
a) Faktor
alam
· Kondisi
geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu
lempung, strukutur sesar dan kekar, gempa bumi, stragrafi dan gunung berapi.
· Iklim
: curah hujan yang tinggi.
· Keadaan
topografi : lereng yang curam.
· Keadaan
air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi
dalam, pelarutan dan tekanan hidrostatika.
· Tutup
lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis.
· Getaran
yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalu
lintas kendaraan.
b) Faktor
manusia
· Pemotongan
tebing pada penambangan batu di lereg yang terjal.
· Penimbunan
tanah urugan di daerah lereng.
· Kegagalan
struktur dinding penahan tanah.
· Penggundulan
hutan.
· Budidaya
kolam ikan diatas lereng.
· Sistem
pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.
· Pengembangan
wilayah yang tidak di imbangi dengan kesadaran masyarakat, sehingga RUTR tidak
ditaati yang akhirnya merugikan sendiri.
· Sistem
drainase daerah lereng yang tidak baik.
Tanda-tanda tanah longsor yaitu sebagai berikut :
· Munculnya
retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing. Biasanya terjadi
setelah hujan.
· Munculnya
mata air baru secara tiba-tiba.
· Tebing
rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.
· Jika
musim hujan biasanya air tergenang, menjelang bencana itu, airnya langsung
hilang.
· Pintu
dan jendela yang sulit dibuka.
· Runtuhnya
bagian tanah dalam jumlah besar.
· Pohon/tiang
listrik banyak yang miring.
· Halaman/dalam
rumah tiba-tiba ambles.
Wilayah yang rawan tanah longsor di
Indonesia
Di Indonesia, terdapat ratusan lokasi
rawan longsor dengan kerugian setiap tahunnya mencapai miliaran rupiah. Berikut
daerah-daerah yang berpotensi rawan longsor yaitu :
§ Jawa
Tengah ( 327 lokasi )
§ Jawa
Barat ( 276 lokasi )
§ Sumatera
Barat ( 100 lokasi )
§ Sumatera
Utara ( 53 lokasi )
§ Yogyakarta
( 30 lokasi )
§ Kalimantan
Barat ( 23 lokasi )
Pencegahan terjadinya bencana alam
tanah longsor
· Jangan
membuka lahan persawahan dan membuat kolam di lereng bagian atas di dekat
pemukiman.
· Buatlah
terasering ( sengkedan ) pada lereng yang terjal bila membangun pemukiman.
· Segera
menutu retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah dan
melalui retakan tersebut.
· Jangan
memotong tebing jalan menjadi tegak.
· Jangan
mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi.
· Jangan
menebang pohon di lereng.
· Jangan
membangun rumah di bawah tebing.
Hal-hal yang dilakukan selama dan
sesudah terjadi bencana
1. Tangga
Darurat
Yang harus dilakukan dalam tahap
tangga darurat adalah penyelamatan dan pertolongan korban secepatnya supaya
korban tidak bertambah.
2. Rehabilitasi
Upaya pemulihan korban dan
prasarananya, meliputi kondisi sosial, ekonomi, dan sarana transportasi. Selain
itu dikaji juga perkembangan tanah longsor dan teknik pengendaliannay supaya
tanah longsor tidak berkembang dan penentuan relokasi korban tanah longsor bila
tanah longsor sulit dikendalikan.
3. Rekontruksi
Penguatan bangunan-bangunan infrastruktur
di daerah rawan longsor tidak menjadi pertimbangan utama untuk mitigasi
kerusakan yang disebabkan oleh tanah longsor, karena kerentanan untuk
bangunan-bangunan yang dibangun pada jalur tanah longsor hampir 100%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar